Kamis, 10 Juni 2010

Center of Everything


“Maaaaak....!! Maaaaak....!!” tangisku hampir pecah.
Berlari-lari emak menghampiriku……. “ada apa dhe?”
“Bantalku mana?” kulihat wajah teduh dihadapanku mencoba mengira-ngira bantal mana yg kumaksud. Tiga hari sebelum kelahiranku, emak datang kerumah, bertanya seandainya ada pekerjaan untuknya. Sejak hari itu dia tak pernah berhenti menyayangiku.
“Bantal kaki ya?” tanyanya sambil tersenyum setelah berhasil menemukan bantal kesayanganku. Maklum saja aku terbiasa tidur dengan tujuh bantal disekitarku. Dua disisi kanan, dua disisi kiri, satu sebagai guling, satu dikepala dan satu dikaki. Bantal yang kusebut paling akhir adalah benda yang sangat kusukai. Aku bisa terjaga ditengah malam jika bantal itu jauh dariku meskipun aku telah terlelap. Akupun susah tidur jika tak ada tujuh bantal mengelilingiku…..

“Wan, sabtu besok aku mau nonton pagelaran dikampus, temenin ya?”
“Hari sabtu jatah apel nih, Wi? Lagian aku bingung klo bahasa Inggris melulu”
“Please..”
“OK”
-
-
-
-
“Ted, ini ide cerita bergambar. Besok pagi, aku perlu buat presentasi. Bisa bikinkan?”
“OK”
-
-
-
-
“Kenapa?” Tanya bapak cemas melihat wajahku pucat. “Pusing ya? Darah rendahnya kambuh?” Tanya bapak. Sejam kemudian beliau datang lagi, menghampiriku dengan sebungkus sate kambing. “Maem dulu” ujarnya
-
-
-
-

“Mba, udah gajian belum? Sepatu basketku rusak!” Ucapku ditelepon.
“Ya, nanti mba kirim uangnya ya, beli aja sendiri”
-
-
-
-

“Bundaaaaaa..!!, bantal Ranu mana?” tangisnya hampir pecah. Membuyarkan sketsa-sketsa cerita yang satu persatu memenuhi lamunanku. Rasa kantuk dan sebotol susu ditangannya terayun-ayun meminta jawaban. Kusodorkan bantal kesayangannya itu sambil ku akhiri kenanganku.

Hidup sudah berubah, banyak yang berubah. Aku tak lagi perlu merasa cemas jika tujuh bantalku tak ada ditempat. Aku tak perlu bingung tidur tanpa bantal kaki lagi. Aku terbiasa dengan banyak hal baru, mengerjakan segalanya sendiri. Tak bisa BOSSY!!

Air mataku mengalir seiring tanya yang membuncah dihati dan benakku. Aku pernah menjadi center of everything, merasakan begitu banyak kasih sayang didalam hidupku. Sebaliknya, apakah aku telah menjadi anak yang sholeh, adik yang penyayang, teman dan sahabat yang istimewa??
Tak terasa bulir-bulir airmata berubah menjadi tangis…………

“Bunda jangan nangis na….” tangan kecil lembut menghapus air mata di pipiku.

Ku peluk buah hatiku itu dalam-dalam. Bunda akan jadikan kamu center of everything. Merasakan bahagianya menjadi pusat dari segala cinta dan kasih sayang. Tapi, bunda akan ajarkan padamu juga bagaimana bersyukur, hingga kelak kamu selalu tersenyum bangga karena bisa menjadi seseorang yang tidak hanya mampu menerima cinta, tetapi mensyukurinya dan membalas cinta itu dengan cinta pula, janjiku dalam hati....


:: Balikpapan, 29052010

1 komentar: